Pelelangan Bitcoin Pemerintah Perancis Senilai Milyaran Rupiah – Uang tunai bukan satu-satunya alat pembayaran yang disahkan oleh suatu negara. Seiring dengan berkembangnya waktu, pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan uang digital. Bitcoin menjadi salah satu macam uang digital yang digunakan dan disahkan oleh beberapa negara di dunia. Tidak hanya digunakan sebagai alat pembayaran, bitcoin juga dapat digunakan sebagai alat investasi. Berbicara mengenai bitcoin, Perancis pernah mendapatkan perhatian masyarakat dunia akibat kegiatan lelang uang mata kripto ini. Pada tanggal 17 Maret 2021, pemerintah Perancis melelang mata uang bitcoin senilai 523 milyar Rupiah. Pelelangan tersebut tercatat sebagai peristiwa tidak biasa di negara yang dikenal dengan menara Eiffel ini. Pelelangan bitcoin juga menjadi sejarah baru di Perancis kala itu.
Leclere-mdv – Kabar mengenai pelelangan mata uang bitcoin tersiar di sebuah situs lelang Kapandji Morhange. kabar tersebut telah berhembus sejak awal bulan Maret. Pelelangan kemudian resmi digelar pada tanggal 17 Maret 2021. Proses pelelangan bitcoin sendiri dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama dilakukan pada pukul 9 pagi waktu setempat sedangkan sesi kedua diselenggarakan pada pukul 2 sore waktu setempat. Untuk sesi pertama, ada 437 lot yang diadakan. Sesi kedua tersedia dalam 41 lot dengan 5 hingga 20 BTC. Perlu untuk diketahui, uang elektronik bitcoin yang dilelang merupakan hasil sitaan pemerintah Perancis. Sitaan bitcoin sendiri telah dilakukan pada tahun 2019 hingga tahun 2020. Pihak yang menyita bitcoin pemerintahan Perancis dikenal dengan nama AGRASC. Penyitaan bitcoin yang dilakukan oleh pemerintah Perancis merupakan jenis bitcoin yang melakukan serangan kepada bursa asel uang kripto, Gatehub. Gatehub merupakan bursa aset kripto yang berbasis di negara Inggris.
Gatehub kemudian diretas oleh penduduk asal Perancis yang bernama Gabriel B. Pemerintah Perancis berhasil menyita uang kripto jenis bitcoin dalam jumlah 189 BTC lebih. Penyitaan tesebut terjadi selama proses pengadilan awal berlangsung. Selain Gabriel, uang bitcoin yang disita oleh pemerintah juga berasal dari salah satu kawan Gabriel yang bernama Prosox. Jumlah bitcoin yang tersita adalah 90 BTC. Dua tersangka tersebut kemudian harus menyerahkan bitcoin dengan cara bertahap. Tahap pertama menyerahkan bitcoin sebanyak 260 BTC dan tahap kedua sebanyak 69 BTC. Meskipun begitu, kedua penggelapan bitcoin belum mendapatkan vonis dari pengadilan setempat. Rencananya, penjualan bitcoin hasil lelang akan dikirim secara langsung ke rekening atas nama Caisse des Depots et des Consignationsm. Kabar tersebut diungkapkan langsung oleg pengacaa litigasi aset yang bernama Renaud Almeras kepada media. Lelang bitcoin tersebut tentunya mendapatkan simpati masyarakat lantaran hasil penjualan yang bernilai sangat tinggi.
Baca juga : Peninggalan Napoleon Bonaparte yang Bernilai Milyaran
Tindakan kriminal yang berhubungan dengan bitcoin banyak dilakukan sebagai tindakan pencucian uang. Hal tersebut disebabkan oleh kepemilikan bitcoin dapat dilakukan dengan cara anonim. Transaksi mata uang bitcoin tercatat pada catatan publik. Meskipun begitu, pihak-pihak yang terlibat tidak mencatat namanya sendiri. Tak ayal, kemungkinan terjadi transaksi gelap sangat tinggi. Pihak otoritas akan merasa kesulitan untuk melakukan pelacakan kepada pihak-pihak yang melakukan tindakan kriminal. Meskipun mudah menimbulkan tindakan kriminal, bitcoin memiliki beberapa kelebihan seperti:
a. Transaksi pribadi dilakukan dengan biaya yang rendah
Transaksi bitcoin dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu tanpa dikenakan biaya transaksi yang tinggi. Transaksi juga dilakukan secara anonim tanpa menyisipkan nama dan nomor rekening.
b. Potensi pertumbuhan uang bitcoin yang besar
c. Terhindar dari keterlibatan bank atau pihak ketiga